“Jadi orang gemuk itu susah, ya?” kata Vera ketika baru saja keluar kelas bersama Tanti dan Irma. ”Dengar tidak apa yang baru saja dikatakan Ibu Lena? Gemuk itu tidak berarti sehat.”
Tanti menganggukkan kepalanya. Menoleh ke arah Irma. ”Kamu juga dengar kan, Ir?”
Irma mengangguk.
”Kemarin, tetanggaku masuk rumah sakit. Kata orang – orang sih sakitnya karena badannya terlalu gemuk,” Vera tertawa. ”Orangnya lucu, tapi kasihan juga ya...”
”Tuh, dengar dong, Ir,” ujar Tanti pada Irma. “ Kamu kan badannya gemuk. Jangan – jangan di dalam tubuh kamu banyak penyakitnya.”
”Iya, kalau jadi kamu, aku akan puasa terus menerus biar badanku kurus. Seperti Kak Dewi, tetanggaku. Dulu badannya gemuk sekali, eh, terus puasa. Tidak pernah makan. Sekarang jadi kurus.”
”Nanti kalau sakit bagaimana?” tanya Irma pelan.
”Tidak mungkin.” geleng Vera. ”Kan selama puasa makanan didapat dari lemak – lemak yang ada,” lanjut Vera. ”Tapi aku tidak tahu deh. Soalnya begitu yang kudengar dari Kak Sari.”
”Makanya mulai nanti kamu harus tidak makan,” ujar Tanti.
”Iya. Harus begitu.”
Irma cuma bisa mengangguk.
Sampai di rumah, Irma langsung menemui ibunya di dapur. Ia berdiri lama sekali sambil memandangi ibunya yang sedang memasak.
”Belum ganti baju, kok sudah ke dapur? Sudah lapar, ya?”
Irma menggeleng keras – keras.
”Bubur kacang ijo sudah matang. Kalau kamu mau makan...”
”Irma mau berhenti makan,” sahut Irma pada Ibu.
”Lho?”
”Irma tidak mau masuk rumah sakit,” sahutnya sambil berlari ke luar dapur manuju kamarnya.
Untuk sesaat Ibu terdiam lalu mematikan kompornya dan menyusul Irma ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar, Irma sedang menangis.
”Kenapa, Irma?” tanya Ibu sambil mengusap rambut Irma.
”Irma ingin kurus,” ujarnya di sela – sela tangisnya. ”Irma tidak ingin masuk rumah sakit.
”Lho, siapa bilang Irma akan masuk rumah sakit?” tanya Ibu hati – hati.
”Kata Vera, tetangganya ada yang masuk rumah sakit karena terlalu gemuk. Terus....,” Irma tidak dapat menghentikan tangisnya. Ia memeluk tubuh Ibu.
”Irma, Irma,” geleng Ibu. ”Badan kamu memang gemuk. Tapi bukan berarti kamu tidak sehat.”
”Tapi, Bu...”
”Sejak kecil kamu senang makan sayur – sayuran dan setiap hari Minggu Ibu dan Ayah selalu mengajakmu untuk berolah raga. Baik itu bersepeda atau joging keliling kompleks.
”Tapi...”
”Kamu jarang sakit. Gigimu bagus dan...”
”Jadi Irma tidak akan masuk rumah sakit? Potong Irma cepat.
”Yang masuk rumah sakit itu hanya orang yang sakit.”
”Tapi, kata Vera...”
”Coba kamu tanya lagi pada Vera soal tetangganya. Tetangganya itu masuk rumah sakit karena apa.”
“Irma diam. Memandang Ibu.
”Sekarang, ganti seragammu dan kamu boleh makan bubur kacang ijo yang sudah Ibu masakkan untukmu.”
Irma mengangguk.
”Kamu tidak perlu takut masuk rumah sakit karena badanmu yang gemuk, karena...” Ibu tersenyum.
”Kenapa?” tanya Irma penasaran.
”Karena kamu anak yang sehat,” lanjut Ibu sambil mencium pipi Irma.
No comments:
Post a Comment
Blog ini masih butuh saran dan kritik.
Oleh karena itu dimohonkan kepada siapa saja yang bersedia untuk memberikan komentar, baik berupa saran maupun kritik yang membangun untuk blog ini.
Terimakasih.